Profil Desa Wangandawa

Ketahui informasi secara rinci Desa Wangandawa mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Wangandawa

Tentang Kami

Profil Desa Wangandawa di Kecamatan Talang, Tegal, sebuah wilayah maju yang memadukan potensi industri rumahan shuttlecock dengan sektor pertanian. Kenali data demografi, dinamika pembangunan infrastruktur, dan kehidupan sosial masyarakatnya yang dinamis.

  • Pusat Industri Rumahan

    Desa Wangandawa merupakan salah satu sentra penting bagi industri pembuatan shuttlecock (kok) di Kabupaten Tegal, yang menjadi penopang utama ekonomi lokal

  • Lokasi Strategis dan Pembangunan Aktif

    Berada di lokasi yang mudah diakses dan menjadi sasaran program pembangunan infrastruktur strategis seperti TMMD, yang meningkatkan konektivitas dan mobilitas warga

  • Masyarakat Maju dan Dinamis

    Dengan status desa "Maju" berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM), masyarakatnya menunjukkan partisipasi aktif dalam kegiatan sosial, ekonomi, dan pemerintahan desa

Pasang Disini

Terletak di antara denyut perkotaan dan hamparan lahan pertanian subur, Desa Wangandawa di Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, menampilkan wajah sebuah wilayah perdesaan yang dinamis dan terus berkembang. Jauh dari citra desa agraris semata, Wangandawa merupakan salah satu pusat industri rumahan shuttlecock yang diperhitungkan, sekaligus menjadi cerminan keberhasilan sinergi antara pemerintah, aparat dan masyarakat dalam memacu pembangunan infrastruktur. Profil Desa Wangandawa ini mengupas lebih dalam berbagai aspek yang membentuk identitasnya sebagai desa maju yang penuh potensi.

Keberadaannya yang strategis, didukung oleh semangat wirausaha warganya dan program pembangunan yang terarah, menjadikan desa ini sebagai subjek yang menarik untuk dikaji, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun tata kelola pemerintahannya.

Letak Geografis dan Batas Wilayah

Secara geografis, Desa Wangandawa berada di dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 8 meter di atas permukaan laut. Lokasinya cukup strategis, berjarak sekitar 7 kilometer dari pusat pemerintahan Kecamatan Talang dan kurang lebih 13 kilometer dari ibu kota Kabupaten Tegal. Aksesibilitas ini memberikan keuntungan bagi mobilitas penduduk dan distribusi barang, terutama untuk menunjang kegiatan ekonomi.

Berdasarkan data monografi desa, luas total wilayah Desa Wangandawa yaitu 198,489 hektare atau sekitar 1,98 km². Wilayah ini terbagi ke dalam beberapa peruntukan, dengan lahan sawah pertanian teknis mendominasi seluas 154,890 hektare, sisanya berupa lahan tegalan, darat untuk pemukiman, serta fasilitas umum.

Adapun batas-batas administratif Desa Wangandawa ialah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara: Berbatasan langsung dengan Desa Jatilawang, Kecamatan Kramat.

  • Sebelah Timur: Juga berbatasan dengan Desa Jatilawang, Kecamatan Kramat.

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Dawuhan, Kecamatan Talang.

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Pacul, Kecamatan Talang.

Penetapan batas wilayah yang jelas ini menjadi dasar penting bagi perencanaan tata ruang dan administrasi pemerintahan desa yang efektif.

Demografi dan Struktur Kependudukan

Menurut data terbaru dari pemerintah desa, jumlah penduduk di Desa Wangandawa menunjukkan angka yang cukup padat untuk ukuran sebuah desa. Data per tahun 2024 mencatat terdapat ribuan jiwa yang menetap di desa ini, yang terbagi dalam 1.832 Kepala Keluarga (KK). Dengan luas wilayah sekitar 1,98 km², maka kepadatan penduduk di Desa Wangandawa mencapai angka yang signifikan, menandakan kawasan pemukiman yang cukup terkonsentrasi.

Struktur kependudukan di desa ini bersifat heterogen, tidak hanya dari segi usia tetapi juga mata pencaharian. Sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup pada dua sektor utama: pertanian dan industri rumahan. Petani menggarap lahan sawah yang subur, sementara sebagian besar lainnya, termasuk kaum ibu dan pemuda, terlibat aktif dalam industri pembuatan shuttlecock yang telah menjadi ikon desa. Selain itu, tidak sedikit pula warga yang bekerja sebagai pegawai, pedagang, dan profesi lainnya, yang mencerminkan pergeseran struktur ekonomi dari murni agraris ke arah ekonomi yang lebih terdiversifikasi.

Data Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2023 yang dirilis oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mengklasifikasikan Desa Wangandawa dengan status "Maju". Skor IDM 0.7241 menunjukkan ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi yang baik, meskipun masih memiliki target untuk mencapai status "Mandiri".

Potensi Ekonomi: Dari Shuttlecock hingga Pertanian

Tulang punggung utama perekonomian Desa Wangandawa yaitu industri rumahan pembuatan shuttlecock. Meskipun industri serupa dapat ditemukan di wilayah lain di Tegal, Wangandawa telah dikenal sebagai salah satu klaster produksi yang penting. Hampir di setiap sudut desa dapat dijumpai aktivitas warga yang berkaitan dengan proses pembuatan kok, mulai dari penyeleksian bulu angsa, perakitan, hingga pengepakan. Usaha ini menyerap banyak tenaga kerja lokal dan menjadi sumber pendapatan utama bagi ratusan keluarga. Produk shuttlecock dari Wangandawa tidak hanya memenuhi permintaan pasar lokal, tetapi juga didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia.

Di samping industri kreatif tersebut, sektor pertanian tetap memegang peranan vital. Lahan sawah irigasi teknis yang luas menjadi modal utama bagi para petani untuk menanam padi dan komoditas pertanian lainnya. Produktivitas sektor ini membantu menjaga ketahanan pangan lokal dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan asli desa.

Pemerintah desa, di bawah kepemimpinan Kepala Desa Dimyati, S.H., terus berupaya mendorong pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui berbagai program pemberdayaan. Hal ini sejalan dengan visi untuk menciptakan kemandirian ekonomi desa di masa depan.

Pemerintahan dan Pembangunan Infrastruktur

Penyelenggaraan pemerintahan di Desa Wangandawa berjalan secara terstruktur di bawah kepemimpinan kepala desa dan jajaran perangkatnya. Kantor kepala desa atau balai desa menjadi pusat pelayanan administrasi dan koordinasi kegiatan pembangunan. Transparansi pengelolaan anggaran, seperti yang terlihat dari publikasi realisasi APBDes, menjadi salah satu komitmen pemerintah desa untuk membangun kepercayaan publik. Untuk tahun anggaran 2024, desa ini mengelola pendapatan hingga lebih dari Rp 2,1 miliar yang bersumber dari Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD), hingga bantuan keuangan lainnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama. Salah satu proyek monumental yakni program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung yang dilaksanakan pada akhir tahun 2024. Melalui program ini, dilakukan pengecoran jalan desa sepanjang 572 meter dengan lebar 3 meter. Peningkatan kualitas jalan ini diharapkan dapat memperlancar mobilitas warga dan mempermudah pengangkutan hasil pertanian serta produk industri.

Staf Ahli Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Kabupaten Tegal, Nur Hafid Junaedi, dalam sebuah kesempatan menyatakan bahwa program seperti TMMD merupakan wujud kegotongroyongan untuk memajukan desa. "Adanya pembangunan infrastruktur ini diharapkan mampu memperlancar aksesibilitas warga dalam beraktivitas yang jadi lebih mudah, lebih cepat," ujarnya saat membuka kegiatan tersebut. Selain pembangunan fisik, program ini juga menyasar kegiatan non-fisik seperti penyuluhan wawasan kebangsaan, kesehatan, dan bahaya narkoba.

Kehidupan Sosial dan Budaya

Kehidupan sosial masyarakat Desa Wangandawa sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong, yang masih terpelihara dengan baik. Kegiatan kemasyarakatan seperti kerja bakti dan siskamling menjadi bukti nyata kekompakan warga. Berdasarkan data IDM, frekuensi gotong royong di desa ini tergolong cukup aktif.

Mayoritas penduduk memeluk agama Islam, sehingga kegiatan keagamaan seperti pengajian rutin, perayaan hari besar Islam, dan aktivitas di masjid menjadi pusat interaksi sosial yang penting. Lembaga kemasyarakatan desa seperti Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, dan Posyandu berjalan aktif. Terdapat beberapa Posyandu yang aktif setiap bulan untuk memantau kesehatan ibu dan anak, yang merupakan salah satu indikator penting dalam pembangunan sumber daya manusia.

Dalam bidang kesehatan, kesadaran warga untuk menjadi peserta BPJS juga terus didorong oleh pemerintah desa, sejalan dengan upaya pemerintah pusat untuk mencapai cakupan kesehatan semesta.

Arah dan Tantangan Pembangunan Desa Wangandawa

Desa Wangandawa merupakan contoh nyata sebuah desa yang berhasil mentransformasikan potensinya menjadi kekuatan ekonomi dan sosial. Dengan fondasi industri shuttlecock yang kuat, sektor pertanian yang produktif, serta dukungan pembangunan infrastruktur yang masif, desa ini berada di jalur yang tepat untuk mencapai kemandirian. Status "Maju" yang disandangnya bukan sekadar label, melainkan cerminan dari kerja keras seluruh elemen masyarakat.

Tantangan ke depan tentu tetap ada, seperti persaingan pasar untuk produk shuttlecock, kebutuhan regenerasi petani, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Namun dengan kepemimpinan yang solid, partisipasi masyarakat yang tinggi, dan dukungan berkelanjutan dari pemerintah daerah, Desa Wangandawa memiliki prospek cerah untuk tidak hanya mempertahankan, tetapi juga meningkatkan pencapaian yang sudah ada, seraya menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kabupaten Tegal.